Flag Counter

Pages

Minggu, 31 Agustus 2014

SCRATCH TEENS



Hidup adalah sebuah PILIHAN,
Dimana kita sebagai yang mempunyai keputusan.
Memilih untuk bahagia atau menderita,
Tersenyum atau menangis, tersakiti atau menyakiti,
Memberi atau menerima, memiliki atau kehilangan,
Mencintai atau dicintai, bertahan atau pergi menjauh…
Apapun yang kita pilih adalah yang terbaik untuk kita
Dan hanya diri kita sendiri yang mampu menjawab…
Nias pun menyudahi tulisannya. dia menutup buku berukuran sedang, berwarna ungu muda yang terdapat tulisan scratch teens. Coretan remaja? Ya! Nias memang seorang remaja yang sangat gemar menulis. Menurutnya dengan menulis ia dapat mengurangi sedikit beban hidupnya, dengan menulis ia juga dapat mengutarakan apa yang ada di hatinya.
Nias memiliki nama lengkap Nias Dhineyza, seorang yang cantik yang memiliki sifat lembut dan polos.
Kini Nias sedang berada di gazebo di Taman belakang rumahnya. Nias memang sering menulis disana atau di sebuah bukit yang sangat indah jika di malam hari.
“sayang..” panggil seorang wanita paruh baya sambil duduk di samping Nias,
“iya mah, ada apa?” Tanya Nias, wanita paruh baya itu adalah mamahnya Nias yang bernama ibu Lia
“itu ada diny” ucap tante Lia
“ya udah aku ke depan dulu ya mah” ucap Nias disertai senyum, Nias pun bergegas menemui diny. Diny adalah sahabat Nias sejak kecil. Tante Lia hanya mengangguk
“hay din, tumben kesini gak kasih kabar?” ucap Nias yang sudah berada di hadapan Diny
“heyy.. aku tuh dari tadi nelfonin kamu terus, tapi gak diangkat-angkat” jelas Diny
“hhehe maaf din, hpnya lagi aku cas..” kata Nias
“huhh.. pantesan, kamu lagi ngapain sih? Sampe ada yang nelfon berkali-kali tapi gak tau” dumel Diny. Diny memang tipe orang yang cerewet
“tadi aku lagi di belakang, jadi gak denger.. maaf deh” sesal Nias
“iya aku maafin.. kamu tau gak, Rangga khawatir sama kamu” ucap Diny
“rangga? Khawatir? Khawatir kenapa?” Tanya Nias beruntun
“tadi tuh dia juga nelfon kamu tapi gak diangkat-angkat, makanya dia nyuruh aku kesini untuk nemuin kamu” jelas Diny
“segitunya?” Tanya Nias Lagi
“iya lah.. ya udah yuk ikut aku” Diny pun menarik tangan Nias. Nias yang ingin bertanya tetapi ia urungkan, karena Diny menarik tangannya dan menyuruh masuk ke mobil Diny. Diny memang sudah biasa mengendarai mobil sendiri.
“kita mau kemana?” Tanya Nias
“ketemu rangga lah” ucap Diny yang sambil fokus menyetir
“mau ngapain? Masa aku pake baju kayak gini sih” ucap Nias, memang Nias hanya memakai kaos polos warna biru muda dan memakai celana jeans selutut
“emangnya kenapa? Kamu mau pake baju apa aja tetep cantik kok.” Puji Diny
“hhehe makasih.. tapi kan aku malu tau.. lagian mau ngapain sih rangga?” Nias
“rempong deh.. kalo kamu ganti baju dulu, keburu Rangga mati karena khawatirin kamu” ucap Diny
“haha lebay deh kalian berdua. Gara-gara aku gak angkat telfon kalian, masa sampe kayak gini” tawa Nias
“huh, harusnya kamu bersyukur punya pacar kayak rangga, udah ganteng, baik, perhatian, pinter, perfect deh” ucap Diny
“iya deh” pasrah Nias
Diny memberhentikan mobilnya di sebuah taman. Mereka pun turun dari mobil.
Nias pun mulai mencari sosok kekasihnya itu
“rangga” panggil Nias saat mendapati rangga yang sedang duduk di bangku panjang yang terdapat di taman itu
“Nias” pekik rangga. Rangga pun segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Nias
“kamu kemana aja? Aku telfon kok gak diangkat, di sms juga gak di bales. Aku khawatir sama kamu, kamu gak kenapa-napa kan?” ucap Rangga sambil memegang kedua pipi Nias. Dari wajahnya, rangga memang sangat terlihat begitu khawatir
“aku gak papa, maaf yah aku udah buat kamu khawatir. tadi hp ku lagi di cas, trus aku gak denger kalo ada yang nelfon aku soalnya aku lagi di belakang rumah ku” jelas Nias sambil memegang tangan rangga yang berada di pipinya
“iyah gak papa, lain kali jangan bikin aku khawatir kayak gini” ucap rangga sambil tersenyum
“ekhem.. serasa jadi obat nyamuk ya di sini” sindir Diny. Ternyata sedari tadi Diny berada di belakang Nias
Nias pun melepas tangan rangga yang berada di pipinya dan berbalik badan
“eh Diny, maaf. Kirain kamu udah pulang.. hhehe” ucap Nias
“no problem, udah biasa gak dianggap” ucap Diny sambil menahan kesalnya
“ih kok ngomongnya gitu sih, maaf yah” mohon Nias. Sedangkan rangga hanya terkekeh
“haha Nias Nias, aku bercanda kok, iya aku maafin” tawa Diny
Nias hanya mengendus kesal. Diny dan Rangga hanya tertawa
Mereka pun larut dalam canda tawa mereka
Kebahagian mudah di dapat dengan sederhana
Bersama mereka pun aku bahagia
Sederhana bukan?
Aku sangat teramat bersyukur memiliki mereka
Orang-orang yang sangat berarti dalam hidup ku
Memiliki mereka adalah anugerah terindah untuk ku
Aku tak bisa bayangkan bila mereka tak di dekat ku suatu saat
Tanpa mereka, aku tak mampu..
I heart you (my family, Diny, Rangga)
Nias menaruh buku diary nya di tempatnya kembali, ia merebahkan tubuhnya di kasur miliknya sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia memutar kembali memory saat ia bersama rangga dan Diny tadi siang, senyum pun terlukis dengan indah di wajah Nias. Nias pin memejamkan matanya, setelah itu ia tertidur lelap.
Kukuruyukkk.. suara kokok ayam pun mulai terdengar, tanda hari mulai pagi. Walau pun Nias tinggal di perumahan, tetapi ada beberapa tetangganya yang memelihara ayam.
Nias pun mulai terbangun dari tidur nya, dia merentangkan tangannya.
“hoamm,” Nias melirik jam dinding, kini jam menunjukan pukul 06.00
“masih pagi” gumamnya. Tiba-tiba hp milik Nias pun berbunyi tanda ada pangilan masuk, Nias segera mengambil hpnya yang berada di samping bantal. Tertera nama Rangga di hpnya, senyumnya pun mengembang. Nias pun menganggat telfon nya
“hallo..” ucap nias
“hallo. pagi sayang, udah bangun?” ucap rangga di seberang sana
“pagi.. iya. Ini baru bangun” nias
“oh, bagus deh kalo gitu, nanti aku
“gak usah.. aku bisa bareng papah kok” tolak nias
“udah gak papa, aku jemput kamu pokoknya. No penolakan”
“ya udah deh” pasrah Nias, sebenarnya ia sangat senang
“ya udah. Bye..”
Tutt.. tut..
Mereka pun menyudahi telefonnya. Nias langsung bergegas ke kamar mandi
Sekitar 20 menit kemudian, Nias sudah rapih mengenakan seragam SMA nya, Nias sekolah di salah satu SMA negeri di bandung, kelas XI ipa 2 sekelas dengan Diny, Sedangkan rangga kelas XI ipa 1.
Nias menuju ruang makan, di sana sudah terdapat mamah dan papah nya, Nias hanya tinggal bertiga. Nias mempunyai seorang kakak laki-laki, tetapi ia tidak tinggal di sini, ia tinggal di belanda karena ia kuliah di sana.
“pagi mah, pah..” sapa Nias saat tiba di meja makan
“pagi juga sayang” balas papah dan mamahnya bersamaan
“berangkat bareng papah?” tanya papah Nias
“enggak pah, aku bareng Rangga” ucap Nias sambil duduk,
“oh..” ucap papah Nias
Mereka pun memulai untuk sarapan..
Tinn… tinn..
Terdengar suara klakson mobil dari halaman rumah Nias,
“itu pasti rangga” tebak nya
“mah, pah.. aku berangkat dulu yah” sambung Nias, dan bergegas ke luar rumah. Tetapi sebelum itu ia mencium tangan kedua orangtuanya dan tak lupa mencium pipi mereka
Saat keluar rumah, Nias tersenyum saat melihat Rangga sedang bersender di mobilnya dengan stay cool.
Merasa dirinya mendapat senyuman, Rangga pun membalas senyuman dari Nias
Nias pun menghampiri Rangga.
“pagi Nias” sapa Rangga saat Nias sudah ada di hadapannya
“pagi juga Rangga..” balas Nias di sertai senyum
“yuk berangkat” sambung Nias
“ntar dulu.. kayak nya ada yang ketinggalan deh” ucap Rangga
Nias pun mengangkat satu alisnya “apaan?” Tanya Nias bingung
“morning kiss” singkat Rangga
“huhh, apaan deh.. pagi-pagi udah omes aja” Nias memanyunkan bibirnya
“siapa juga yang omes.. aku kan Cuma mau cium kening kamu, jarang-jarang juga kan” kini malah Rangga yang manyun
“hhehe.. jangan cemberut gitu dong, makin cubby kamunya, aku makin gemes deh” ucap Nias seraya mencubit kedua pipi Rangga yang cubby
“sakit.. gemes sih gemes tapi cubitnya pelan-pelan dong” dumel Rangga
“hhehe iya maaf.. yuk berangkat, nanti telat” ucap Nias
“iya iya” pasrah rangga..
Sesampai di sekolah, Nias berjalan menelusuri koridor sekolahnya seorang diri, karena Rangga ada urusan sebentar katanya.
Saat sedang asik berjalan tiba-tiba ada yang memanggilnya
“nyu-nyun” ucap orang itu dengan nada bicaranya seperti orang yang meledek
“stop panggil gue nyu-nyun” kesal Nias
“oke. Gue panggil lo unyun” ucap orang itu santai sambil mengikuti langkah Nias
“ish sama aja, dikdok” geram Nias, laki-laki ini memang sangat menyebalkan
“jangan panggil gue dikdok, gue itu punya nama tau, Nama gue DICKY” ucap laki-laki tu yang bernama Dicky
“apa bedanya sama gue, bisa gak sih sehari aja lo gak ganggu gue” Nias menatap sekilas dicky
“enggak” jawab dicky singkat dan jelas
“ishh terserah lo” Nias memilih mengacuh kan Dicky daripada makin panjang urusannya
“I like it. karena terserah gue, maka gue akan gangguin lo setiap saat” ucap Dicky Dan berlari meninggalkan Nias
Nias hanya mengendus kesal
Pria itu benar-benar menyebalkan
Bel masuk pun berbunyi..
Semua siswa-siswi berhamburan masuk ke kelasnya masing masing.
Nias sedang bercanda tawa dengan Diny, mereka memang duduk sebangku
Tiba-tiba guru yang mengajar pada jam pertama di kelas Nias pun datang sebut saja ibu Kurniah. tetapi bu kurniah datang tidak seorang diri, melainkan dengan seorang siswi baru sepertinya.
Saat tiba di depan kelas, perempuan itu pun memamerkan senyum yang bisa dibilang sangat manis
“pagi semua.. hari ini kelas kita kedatangan murid baru.. silahkan perkenalkan diri kamu” ucap dan perintah bu kurniah
Siswi itu hanya mengangguk
“hay semua.. perkenalkan nama saya Davina Anatasha, semoga kehadiran saya dapat diterima oleh kalian semua” ucap wanita itu yang bernama Vina, lagi-lagi ia tersenyum. Semua mata tertuju pada nya
Bu kurniah pun menyuruh Vina duduk di depan Nias dan Diny, karena hanya di situ tempat yang kosong
“hmm, hey.. gue Vina” ucap Vina sambil membalikan badannya menghadap Nias dan Diny dan mengulurkan tangannya
“gue Diny”
“gue Nias”
Ucap mereka bergantian dan berjabat tangan
“senang bisa kenal kalian” ucap Vina sambil tersenyum ramah
“kita juga” balas Diny dan Nias
Pelajaran pun di mulai
Kini waktunya jam istirahat, Nias dan Diny hendak pergi ke kantin
“eh tunggu, kalian mau kemana?” Tanya Vina menghampiri Nias dan Diny yang berada di ambang pintu
“mau ke kantin” jawab Nias
“gue boleh ikut gak? Soalnya gue kan belum ada temen di sini” ucap Vina
“ya boleh lah, kita kan juga temen lo” ucap Diny
“makasih” ucap Vina
Mereka pun menuju kantin..
Rangga sedang duduk di kantin, sedari tadi tatapannya menyapu seisi kantin, ia sedang mencari Nias. Karena memang setiap istirahat Nias selalu bersama Rangga. Rangga pun tersenyum saat mendapati Nias sedang berjalan menghampirinya.
Rangga sempat bingung saat Nias tidak hanya berdua dengan Diny,
Siapa dia? Pikir rangga
“hey, maaf nunggu lama” ucap Nias sambil Duduk di sebelah Rangga. Sedangkan Diny duduk di hadapan Nias dan Vina duduk di samping Diny atau di hadapan Rangga
“gak kok.. baru sebentar” tutur Rangga
Nias hanya membalas dengan seuntai senyum
“dia siapa?” Tanya rangga sambil melirik Vina sekilas
“o iya.. kenalin, dia Vina. Anak baru… dan Vina, kenalin ini Rangga” ucap Nias sambil memperkenalkan mereka
“Vina” ucap Vina sambil mengulurkan tangan
“rangga” balas rangga menyambut uluran tangan Vina
“sayang, mau pesen apa?” Tanya Rangga ke Nias
“aku jus alpukat aja” ucap Nias
“gak sama makanannya?” Tanya Rangga lagi
“enggak ah, aku gak laper” tolak Nias
“kalo kamu nunggu laper ya gak makan-makan dong, aku pesenin makanan juga ya” Rangga
“ih gak mau Rangga” kekeuh Nias
“nanti kalo kamu sakit gimana?” bawel Rangga
“enggak lah, masa iya gak makan sekali aja langsung sakit.. jangan lebay deh” Nias
“aku bukannya lebay, aku tuh sayang sama kamu. Aku Cuma gak mau kamu kenapa-napa” Rangga mengusap pelan Rambut Nias. Sungguh Sangat Romantis
“Din? Mereka pacaran?” bisik Vina
“iya” singkat Diny
“Rangga perfect banget” batin Vina
“o iya kalian mau pesen apa? Biar sekalian” ucap rangga ke Vina dan Diny
“gue es teh sama baso aja deh” ucap Diny
“gue juga” sambung Vina
“oke..” ucap rangga
“kamu beneran gak mau makan?” Tanya Rangga lagi untuk memastikan
Nias hanya menggelengkan kepalanya
Rangga hanya pasrah, Nias memang begitu keras kepala
Diny dan Vina sedang jalan jalan di sebuah mall, mereka kini menjadi sangat akrab.
Sesekali tawa menyertai langkah mereka.
“Din laper nih, makan dulu yuk” ajak Vina
“ya udah ayo” Diny. Mereka pun memasuki sebuah restorant jepang
Mereka duduk di kursi yang kosong, setelah itu memesan makanan sesuai selera mereka masing-masing
Di lain tempat…
Sedari tadi Nias mencoba menghubungi Diny, tetapi hpnya tidak aktif.
Tidak seperti biasanya Diny seperti ini.. pikir Nias
Nias pun mulai resah, ia sangat bingung dengan sikap Diny yang akhir-akhir ini berubah,
“kenapa sih sayang? Keliatannya gelisah gitu?” Tanya Rangga, memang kini Nias sedang di Taman bersama Rangga
“gak kenapa-napa” dusta Nias
“jangan bohong sama aku, kamu gelisah kenapa?” Tanya Rangga lagi, sambil menatap mata indah milik Nias
“aku Cuma lagi bingung aja, dari tadi hp nya Diny gak aktif” ucap Nias sambil menyenderkan kepalanya di dada Rangga
“paling hp nya lobet” rangga mengusap rambut Nias
“tapi ini bukan Cuma sekali dua kali, dia sering banget hp nya gak aktif” Nias menggeser tubuhnya dan menatap Rangga
“aku merasa ada yang aneh dari dia, dia berubah” tutur Nias
“perasaan kamu aja kali” ucap Rangga meyakin kan Nias
“aku takut ngga, aku takut suatu saat dia menjauh dari kehidupan aku” ucap Nias lirih
“percaya sama aku, gak akan terjadi hal yang buruk di antara kamu dan Diny” ucap Rangga sambil memegang pipi kiri nias
Nias hanya mengangguk dan tersenyum
Keesokan harinya..
Nias sedang berada di caffe seorang diri, sedari tadi ia hanya melamun sambil mengusap cangkir yang berisi capucinno hangat. Pikirannya melayang jauh, ia memikirkan Diny. Ia benar-benar merasa ada yang beda dari Diny. Sekarang ia jarang ada waktu bersama Nias, saat Nias ingin mengajaknya jalan Diny selalu beralasan tak bisa. Tadi sepulang sekolah Nias mengajak Diny ke caffe ini, tetapi Diny beralasan bahwa ia harus menemani mamahnya pergi. Akhirnya Nias ke sini sendiri
“Diny..” pekik Nias saat mendapati Diny sedang bergurau di meja lain dengan…
“Vina?” Nias begitu terkejut, bukannya Diny bilang kalau ia mengantar Mamahnya, tapi..
Tanpa aba-aba Nias pun menghampiri mereka
“kamu bohong sama aku Din.” Ucap Nias saat sudah di hadapan mereka
“Nias..” kaget Diny. Sontak berdiri
“ma.. maaf Nii, bukan maksud aku bohong sam..” sambung Diny
“cukup Din, jadi selama ini kamu bohongin aku dengan alesan kamu yang gak bermutu itu..” potong Nias, sepertinya ia sangat marah
“bukan gitu..” ucap Diny
“apa?” tegas Nias
“aku takut kalo aku jujur kamu marah sama aku” tutur Diny
“marah karena apa? Aku lebih marah kalo kamu bohongin aku kayak gini.. aku kecewa sama kamu” mata Nias mulai berkaca-kaca
“marah karena aku berteman dengan orang lain” jawab Diny sambil menunduk
“kamu emang sahabat aku, tapi bukan berarti aku ngelarang kamu bergaul dengan orang lain.. apa selama ini aku mengkekang kamu?” lirih Nias, suaranya terdengar serak seperti ingin menangis
Diny hanya diam dan masih menunduk. Vina juga hanya diam tak mau ikut campur
“kalo selama ini kamu merasa terkekang oleh aku.. maka mulai detik ini aku gak akan ganggu hari-hari kamu dan mulai sekarang aku rasa persahabatan kita cukup sampai di sini” tutur Nias, tak terasa air mata Nias sudah mulai menetes
“Vin, gue titip Diny” Nias pun pergi meninggalkan mereka
Inikah akhir kisah persahabatanku?
Berakhir dengan luka kebohongan
Persahabatan yang kami rajut sejak lama
Dengan mudah rusak karena kebohongan
Haruskah aku menyalah kan Diny? Atau kah Vina?
Kurasa tidak mungkin..
Disini aku yang salah
Aku yang membuat sahabat ku berpaling dari ku
Tuhan, kembalikan sahabatku..
Air mata Nias terus mengalir dengan derasnya, ia menutup buku hariannya dan memeluknya
“hiks, hiks” isak tangis Nias sangat terdengar
Tiba-tiba Hp Nias berbunyi pertanda ada panggilan masuk
Nias menghapus air matanya dengan kasar. Ia pun menggangkat telfonnya yang terdapat nama Rangga di layar ponselnya
“halo” ucap Rangga
“halo ngga.. ada apa?” jawab Nias
“sayang, kamu nangis? Kamu kenapa?” Tanya Rangga, Ia begitu panik saat mendengar suara Nias yang serak
“aku gak papa” dusta Nias
“jujur Nii, kamu kenapa?” Tanya Rangga lagi, semakin panik
“aku gak papa ngga” Nias
“kamu bohong.. aku ke rumah kamu sekarang” Rangga
“tapi…”
Tutt.. tut.. tut
Rangga langsung memutuskan sambungan telfon mereka..
Nias yakin Rangga benar-benar akan ke rumahnya. Nias pun segera ke kamar mandi untuk mencuci muka agar tak begitu terlihat kalau ia habis menangis
Nias yang merasa ada yang membunyikan bel rumahnya pun segera membukakan pintu, Nias memang sedang sendiri di Rumahnya
Krekkk.
“Nias..? tuh kan kamu abis nangis, kamu kenapa? cerita sama aku” cerocos rangga, walaupun Nias sudah mencuci muka tetapi tetap saja matanya terlihat sembab
“aku.. aku.. aku” gugup Nias,
“kenapa?” Tanya Rangga lagi
Nias tak mampu menceritakan semuanya, ia pun langsung memeluk Rangga dengan erat,
“Diny.. hiks.. hiks” Nias menangis di dalam pelukan Rangga
Rangga hanya mengusap rambut Nias, ia tak memaksakan Nias untuk bercerita sekarang, ia membiarkan Nias tenang Dulu.
“udah kamu jangan nangis lagi, suatu saat dia akan balik ke sisi kamu lagi” ucap Rangga menenangkan. Nias sudah menceritakan semuanya
Nias hanya mengangguk dan mencoba tersenyum
“kamu janji yah sama aku, gak akan seperti Diny” ucap Nias
“iya.. aku janji, aku akan selalu bersama kamu dalam keadaan apa pun” janji Rangga
“aku pegang janji kamu” Nias pun tersenyum. Setidaknya ia masih memunyai Rangga yang begitu sayang padanya
Hari-hari Nias berbeda dengan hari-hari biasanya, kini ia hanya ditemani Rangga, di antara Nias dan Diny tak ada yang bicara. Mereka hanya berdiam diri, di kelas pun Nias tak lagi sebangku dengan Diny, Diny sekarang lebih sering bersama Vina, mereka pun kini duduk sebangku.
Jam pelajaran pun telah usai, semua murid berhamburan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
“Nii, pulang bareng yuk?” ajak Rangga
“aku gak bisa ngga, papah ku jemput” tolak Nias. Kini mereka sedang berada di lapangan
“tuh papah ku.. lain kali aja ya” ucap Nias dan menunjuk ke arah papahnya yang sedang menunggu Nias di depan Mobil
“ya udah.. kalo udah pulang telfon aku” ucap rangga
“sip..” ucap Nias sambil mengacungkan ibu jarinya.
Nias pun menghampiri papahnya, Rangga hanya memperhatikan Nias yang semakin jauh
Rangga pun menuju parkiran
Vina sedari tadi menunggu taksi di depan sekolah tetapi tak kunjung datang.
Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di hadapannya. Orang itu menurunkan kaca mobilnya
“Vin lagi nunngu taksi ya?” Tanya orang itu
“iya nih ngga.” Jawab Vina pada orang itu yang ternyata adalah Rangga
“bareng gue aja, lagian taksinya juga gak ada kan” tawar Rangga
“ehmm, gimana ya? Ntar gue ngerepotin lagi” Vina
“enggak lah, kalo ngerepotin ngapain gue nawarin lo” ucap Rangga
“beneran?” Vina
“iya” jawab Rangga
Vina pun masuk ke dalam mobil Rangga
“gue turun di depan situ aja” ucap Vina
“kenapa? Bukan nya lo bilang rumah lo masih jauh?” Rangga melirik Vina sekilas
“gue mau ke toko buku sebentar” Vina
“gue temenin ya?” pinta Rangga
“gak usah, gue bisa sendiri kok” tolak Vina disertai senyum
“udah gak papa. Lagian gue bete di rumah” Rangga
“ya udah deh” Vina
Nias pun sudah sampai di rumahnya, dia langsung ke kamarnya dan mengganti baju
Setelah selesai Nias langsung mengambil hp nya di kasur, dia berniat untuk menelfon Rangga seperti janjinya tadi
Tetapi saat Nias menelfon, tak ada jawaban.
Sedang apa Rangga? Tumben dia seperti itu.. batin Nias
“ah mungkin dia lagi sibuk” tukas Nias
Nias pun memutuskan untuk tidur siang
“hp gue mana? Bodo lah. Mungkin ketinggalan di mobil” batin Rangga
“kenapa ngga? “Tanya Vina.
“nggak papa kok” Rangga
Vina pun hanya mengangguk paham
Rangga benar-benar tak ingat dengan pesannya Pada Nias, ia malah sedang asik dengan Vina
Rangga baru saja sampai di rumahnya, hari yang sangat melelahkan menurutnya. Seketika senyumnya mengembang saat mengingat saat ia bersama Vina.
Rangga pun membuka hp nya. Matanya langsung melotot saat tertera ada 5 panggilan tak terjawab dari Nias
“kenapa gue bisa lupa sama Nias” gumam nya
Rangga pun menelfon Nias, tetapi tidak ada jawaban.
Apa dia marah?.. pikir Rangga
“besok aja lah gue jelasinnya” tenang Rangga
Biasanya Rangga sangat takut jika Nias marah, tetapi kali ini? Entahlah..
“Nias..” panggil Rangga saat melihat Nias sedang menuju kelasnya
Rangga berlari kecil menghampiri Nias
“iya” sahut Nias
“soal kemarin aku minta maaf ya..” Rangga menyentuh pipi kiri Nias
“iya gak pa-pa. aku juga minta maaf, kemaren aku ketiduran.. o iya, emang kemarin kamu lagi ngapain sih?” Nias
“emm.. itu, aku.. aku nganterin mamah belanja trus gak bawa hp, iya itu” gugup Rangga, Rangga tak mau jujur karena takut Nias marah besar
“oh” ucap Nias sambil mengangguk
“o iya, ntar pulang bareng gak?” Tanya Nias
“emm.. aku gak bisa, aku udah janji sama mamah ku mau nemenin dia” ucap Rangga
“ya udah deh” Nias. jujur Nias sangat kecewa, tetapi ia tidak mau egois,
“kamu marah?” Tanya Rangga
“enggak kok, masa iya aku marah gara gara kamu mau nemenin mamah kamu sendiri” kata Nias
“itu baru gadis ku” Rangga tersenyum dan mengacak-acak poni Nias
Nias begitu kesepian saat ini, ia sangat merindukan sahabatnya itu. Apalagi saat ini Rangga pun jarang ada waktu untuknya. Entah kenapa ada sesuatu hal yang mengganjal di hati Nias pada sikap Rangga saat ini, mereka jarang bertemu walaupun satu sekolah, tetapi Nias selalu menepis keganjalan itu. Ia sangat yakin bahwa Rangga memang sedang sibuk.
Ternyata gak enak yah seorang diri?
Aku merasa sangat kesepian
Tak ada kamu diny..
Dan kini Rangga pun tak ada waktu untuk ku
Diary..
Aku takut satu persatu orang yang aku sayangi menjauh
Cukup diny.. itu pun sangat sakit Rasanya
Nias menyudahi tulisannya. Kini ia menulis bukan di taman Rumahnya atau pun di bukit. Melainkan di perpus sekolahnya
Setiap istirahat ia selalu ke perpus. Seorang diri
“hufft.. bosen kayak gini terus.. serasa gak punya pacar” gumam Nias sambil menopang dagunya dengan tangannya
“kata siapa? Emang aku bukan pacar kamu” sahut rangga di belakang Nias
“rangga..” pekik Nias saat membalikan badannya
“maaf yah udah buat kamu jenuh” ucap Rangga sambil duduk di samping Nias
“iya” singkat Nias
“ih masih marah ya? Maafin Rangga nya dong. Gimana nanti sore kita ketemuan di taman biasa buat nebus kesalahan aku” pinta Rangga
“iya Rangga, udah gak marah kok.. jam berapa?” Tanya Nias
“jam 3 sore” Rangga
“ya udah..” Nias
“oke kalo gitu, aku ke kelas duluan ya” pamit Rangga
Nias Hanya mengangguk dan tersenyum
Kini Nias sedang menunggu Rangga di Taman, sekarang jam menunjukan pukul 15.5 wib..
senyum terus menghiasi wajah Nias, ia sangat senang saat ini. Akhirnya sebentar lagi ia akan bersama rangga untuk mngobati Rasa rindunya beberapa Hari ini.
Dua jam kemudian..
Nias tetap menunggu Rangga, walau sedikit ada rasa gelisah di hatinya.. walaupun ia sudah lama menungu rangga walau tak kunjung datang, ia tetap setia menunggu
Sepertinya cuaca saat ini tidak mendukung. Pasalnya awan begitu mendung seperti ingin turun hujan
“rangga.. kamu dimana?” gumam Nias
“aku yakin kamu pasti datang, aku akan tetap menunggu kamu” sambungnya lagi
Nasib baik tidak berpihak pada Nias saat ini.. hujan turun dengan derasnya
Nias tetap enggan beranjak, ia membiarkan hujan membasahi seluruh badannya
Badannya pun mulai menggigil.
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang..
Baru saja ia berdiri, matanya menangkap sosok yang sangat iya kenal sedang asik berbincang, sesekali tawa menghiasi kebersamaan mereka di sebuah halte
“Rangga.. Vina..” lirih Nias, air matanya langsung menetes begitu saja walau tertutup air hujan.
Mata Nias semakin panas saat melihat Rangga yang merangkul Vina
Rangga begitu tega pada Nias, ia sedang asik bersama wanita lain sedangkan Nias menunggunya di bawah derasnya hujan berjam-jam.
Nias pun memberanikan diri menghampiri mereka
“rangga” panggil Nias begitu lirih saat sudah di hadapan mereka
“Nii. Nias.” kaget Rangga, Rangga pun langsung menjaga jarak pada Vina
“selamat ya.. sepertinya kalian jadian” ucap Nias sambil mencoba untuk tersenyum
“nias, maaf..” ucap Vina
“enggak perlu, ini bukan salah kamu.. kamu pantas kok mendapatkan mereka.. Diny dan Rangga,” Nias mencoba tegar di hadapan mereka
“nias, maaf.. ini salah aku..” ucap Rangga
“gak ada yang perlu disalahin.. aku gak papa kok, semoga kalian bahagia” Nias benar-benar sakit, dadanya begitu sesak
“tapi…” Rangga
“jangan khawatirkan ku.. aku akan baik-baik saja. Makasih ngga atas semua yang kamu berikan kepada ku.. kebahagiaan dan… Kekecewaan” lirih Nias
“untuk kedua kalinya vin, aku titip Rangga dan Diny. Kamu yang lebih pantas menggantikan posisi aku di hati mereka” Nias
“aku pergi…” dengan cepat, Nias langsung saja pergi dari hadapan mereka. Nias sudah tak sanggup lagi menerima kenyataan ini.. ia sangat berharap kalau ini hanyalah mimpi buruk dan Nias ingin segera bangun dari mimpinya
Nias duduk di bawah pohon besar di sebuah danau yang tak jauh dari taman
Hujan masih mengguyur di tempat itu, seakan ia mengerti kekecewaan yang Nias Rasakan. Ia menekuk kakinya dan menenggelamkan wajahnya
“hikss.. hikss.. Tuhan .. semua ketakutan ku menjadi kenyataan hiks.. aku tak kuat, aku tak mampu hiks.. Tuhan .. peluk aku sekarang, aku lelah dengan semua ini hiks” lirih Nias
“Nias..” ucap seseorang, Nias pun langsung mendongkakkan kepalanya
“dicky..” pekik Nias menatap wajah dicky dengan tatapan sayu, mungkin efek dari hujan yang membasahi dirinya, wajah Nias pun Terlihat sangat Pucat
“lo kenapa hujan-hujanan?” Tanya dicky begitu khawatir
“peduli apa lo sama gue” ucap Nias datar
“ya gue peduli lah.. karena lo temen gue” ucap dicky, ia berjongkok agar menyamai tinggi Nias
“temen? Ckck.. bulsh*tt.. gue gak percaya semua itu..” ucap Nias sedikit meremehkan
“sebenernya lo itu kenapa? Lo bisa cerita sama gue” kata dicky
“gue gak papa.. lebih baik lo pergi dari sini, gue lagi mau sendiri” liri Nias..
Kini hujan sedikit mereda, hanya gerimis
“gak.. mana mungkin gue ninggalin lo di saat lo seperti ini” tolak dicky
Sebenarnya ada apa dengan dicky? Bukan kah ia selalu jahil pada Nias? Tetapi kini sikapnya menjadi begitu lembut
“gak usah peduliin gue, gue emang pantes sendiri. Gue.. gue.. hikss” Nias menangis lagi, ia sangat tak bisa berpura-pura tegar. Pada kenyataannya ia kini sangat rapuh
Dicky pun menarik tubuh Nias agar memeluknya. Nias hanya diam, tak ada penolakan dari Nias. Memang kini ia sangat butuh seseorang untuk menjadi sandarannya
Kepala Nias sangat Terasa pusing.. tiba-tiba …
GELAP
“enggh” desah Nias, ia pun mulai membuka matanya
“gue di mana?.. aww shh” kepala Nias terasa pusing, ia memijat kepalanya sebentar agar lebih enakan
“Nias lo udah bangun?” Tanya dicky saat baru masuk sambil membawa susu
“lo? Gue dimana? Kenapa ada lo di sini?” Tanya Nias bertubi-tubi
“ini Rumah gue.. tadi lo pingsan dan gue bingung harus bawa lo kemana” tutur dicky
Nias mengedarkan pandangannya hingga melihat pakaiannya yang sudah terganti
“baju gue…”
“lo tenang aja. Tadi baju lo basah karena hujan, dan gue nyuruh pembantu gue buat gantiin pakaian lo” jelas Dicky sebelum Nias menduga yang tidak-tidak
Nias bernafas lega, tetapi ia mengingat kejadian tadi. Ternyata semua itu nyata
“oiya Nih gue buatin susu, biar badan lo lebih enakan” ucap Dicky dan memberikan segelas susu itu pada Nias
“thanks” ucap Nias sambil menerima susu itu
Nias pun meneguknya hingga tinggal setengah
“dicky..” panggil Nias
“ya..” singkat dicky
“makasih.. kenapa lo baik sama gue? Bukannya lo selalu jail sama gue?” Tanya Nias
“gue jailin lo bukan berarti gue benci sama lo” Dicky pun duduk di pinggir Ranjang
“terus karena apa?” Tanya Nias lagi
“gue suka aja jailin lo, abisnya lo itu lucu kalo lagi marah atau kesel” tutur Dicky sambil tersenyum
“ada-ada aja lo.. oiya sekarang jam berapa?” Nias
“jam 9 malem” jawab Dicky
“astaga.. udah semalem itu, gue mau pulang sekarang, pasti mamah sama papah khawatir” ucap Nias beranjak dari tempat tidur
“tunggu” dicky menahan tangan Nias
“ada apa?” Tanya Nias, ia begitu gelisah
“gue anter” tawar dicky
Nias hanya mengangguk
“sekali lagi makasih dicky” ucap Nias datar. Waktu di mobil pun Nias hanya melamun
Kini mereka sudah di depan rumah Nias
“sama-sama” balas dicky dan berlalu pergi
Nias masuk ke dalam rumahnya dan menutup kembali pintunya. Ia menyenderkan kepalanya sambil memejamkan mata, sesak kembali ia rasakan
“Nias..” panggil mamahnya
Nias pun membuka matanya
“apa mah?” Tanya Nias
“kamu dari mana aja sayang? Kok jam segini baru pulang?” Tanya Mamah nya
“aku.. aku dari rumah temen aku mah, maaf gak bilang-bilang dulu” jawab Nias
“ya udah kamu istirahat gih, kayaknya kamu capek banget” mamahnya pun mengusap rambut Nias
“iya mah” Nias pun langsung menuju kamarnya untuk istirahat
Tuhan.. apakah aku tak pantas untuk disayangi?
Satu-persatu berpaling dari sisi ku
Perih hati ini saat harus menerima takdir dari mu
Kemana janji mu Rangga?
Kau telah mengingkarinya
Kini..
Aku benar-benar sendiri tanpa kalian yang dulu selalu di sisi ku
Aku begitu rapuh tanpa kalian
Kalian pergi karena penyebab yang sama
Yaitu Vina..
Aku tahu, aku tak sesempurna dia
Dia memang pantas memiliki kalian,
Dan aku..
Aku lebih pantas sendiri tanpa kasih sayang kalian lagi
Air mata Nias tak dapat dibendung lagi, ia benar-benar sakit. Bayangkan, dua orang yang Nias sayangi pergi dalam waktu yang sangat cepat.. ia tak ingin menyalahkan siapa pun saat ini, karena itu percuma.. mereka sudah menemukan kebahagiaan mereka yang sebenarnya.
Nias menatap ke depan.. menatap sinar lampu dari rumah-rumah masyarakat yang sangat indah jika dilihat dari bukit,
Tetapi keindahan itu tak mampu menutupi luka yang saat ini Nias rasakan..
Pukk
Ada seseorang yang menyentuh bahu Nias, Nias pun sontak membalikan badannya
“dicky? Lo kok bisa ada di sini?” pekik Nias sambil mengusap kasar air matanya
“memangnya kenapa? Bukankah ini tempat umum?” dicky berbalik Tanya tanpa menjawab pertanyaan Nias
“tapi gak banyak orang yang tau tempat ini” jelas Nias
“gue juga sering kesini kali, sama kayak lo” Dicky
“lo tau dari mana kalo gue sering kesini?” bidik Nias
“feeling mungkin” jawab dicky singkat
Nias memilih diam dan tatapannya kembali ke pemandangan yang indah itu
“orang kayak mereka gak pantes buat lo tangisin” ucap Dicky
“lo gak tau apa-apa tentang mereka dan gue, gak usah ikut campur” ucap Nias
“gue tau kok, gue tau apa yang lo rasain saat ini” Dicky
“gak usah sok care.. gue gak butuh dikasihanin” Nias hendak meninggalkan Dicky
Hap
Dicky meraih tangan Nias, Posisi Nias membelakangi Dicky
“gue gak kasihanin lo, tapi gue bener-bener peduli sama lo” ucap dicky
“peduli karena apa?” lirih Nias, Nias masih membelakangi Dicky
“karena gue.. gu.. gue suka sama lo” ungkap Dicky dan membalikan badan Nias agar menghadapnya
Nias kaget dengan penuturan Dicky, ia bingung kenapa Dicky jadi seperti ini
“haha.. lo bercanda kan, lo pasti Cuma mau hibur gue” ucap Nias tak percaya
“gue serius.. lihat mata gue, apa gue keliatan bercanda?” Dicky memegang kedua pipi Nias
Mata Nias dan Dicky saling bertemu, Nias menatap Mata Dicky yang sangat teduh dan penuh ketulusan. Nias hanya diam mencoba mengatur detak jantungnya yang berdetak tak beraturan
“aku cinta kamu Nias, sejak pertama kita kenal. Tetapi aku hanya memendam perasaan ini karena aku tau kalau kamu telah milik Rangga, aku mencoba dekat dengan kamu dengan cara ku yang selalu menjaili mu.. dengan begitu aku bisa bersama mu.. izinkan aku Nias, izinkan aku menghapus luka mu saat ini” tutur Dicky. Tangannya masih berada di pipi Nias
“maaf dicky. Aku gak bisa..” ucap Nias lirih
“kenapa?” Tanya Dicky
“aku tidak mau menjadikan mu sebagai pelampiasan ku, lagi pula aku akan pergi dari Indonesia” tutur Nias
“pergi?” ulang Dicky tak percaya
“iya, pergi.. aku tak sanggup menjalani kehidupan ku disini..” Nias
“sampai kapan? Dan bagaimana dengan ku?” lirih Dicky
“sampai luka ku sembuh dan sampai aku bisa mencintai mu” Nias
“bagaimana bisa kamu mencintai ku jika aku tak ada di samping mu?” Tanya Dicky
“cinta itu tak memandang jarak, sejauh apapun kita pergi tetapi hati akan selalu merasa dekat. Dan cinta juga yang akan membawa ku kembali.. suatu saat nanti aku akan kembali untuk mu, tetapi aku tak akan menuntut mu agar menunggu ku” jelas Nias
“aku akan menunggu mu selalu” ucap Dicky dengan seuntai senyum yang sangat manis
“makasih dicky, aku akan pergi besok.” Ucap Nias
Cinta..
Bila pergi, pasti akan kembali
Bila rindu, pasti akan bertemu
Bila jodoh, pasti akan bersatu
Bila tersakiti, pasti akan terobati
Bila kau tercipta untuk ku,
Pasti kau tak akan mengecewakan ku
Aku akan belajar mencintai mu.. (Dicky)
Nias menutup buku diary nya..
“selamat tinggal masa lalu.. akan ku mulai lembaran baru” batin Nias
Nias memasukan buku diary nya ke koper.. memang siang ini ia akan berangkat ke Belanda menyusul kakaknya.
Ia akan memulai hidup barunya di sana untuk menghapus luka nya saat ini.. ia akan belajar tanpa Nias dan Rangga. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan belajar mencintai dicky walau nanti dicky tak ada di sampingnya saat Di Belanda..
“aku percaya akan takdir dan keajaiban.. Dicky, aku percaya pada mu menjaga kepercayaan dan hati ku” gumam Nias
Tiga tahun kemudian…
“mamah.. papah…” panggil gadis ini pada orangtuanya yang sedang berada di ruang tamu rumahnya
“Nias…” ucap tante lia seakan tak percaya bahwa putrinya kembali
“mamah.. aku kangen” Nias langsung berhambur memeluk mamah nya
“mamah juga kangen” balas tante lia
“sama papah enggak nih ceritanya?” cibir papahnya
“hehe yah kangen lah pah” Nias melepas pelukannya dan bergantian memeluk papahnya
Mereka sedikit berbincang-bincang untuk melepas rindu
Nias merebahkan dirinya ke kasur miliknya yang sudah lama ia tak tempati.. ia memejamkan matanya untuk sedikit menghilangkan rasa lelahnya
Tetapi seketika ia terbayang sosok Dicky, orang yang saat ini ia cintai.. Nias sudah bisa mencintai dicky entah sejak kapan karena ia juga tak tahu. Menurutnya apa yang ia rasakan maka akan ia biarkan rasa itu merasuk dalam hatinya
“gimana yah keadaan dicky? Apa ia masih mencintaiku?” gumam Nias
“aku harus memenuinya malam ini, aku akan datang ke rumahnya” batin Nias
Ia bangkit dari tempat tidurnya, dan ia mengambil buku diarynya. Ia mulai menulis
Aku kembali..
Aku kembali untuk mu dicky, akan ku tepati janji ku
Aku harap kau masih memiliki rasa itu
Aku tak sabar ingin bertemu dengan mu
Aku ingin kita merajut cinta kasih yang indah
Tanpa kebohongan dan kehianatan..
I LOVE YOU Dicky M Prasetya
Kini Nias berada di depan Rumah Dicky.. walau dulu ia hanya sekali ke rumah Dicky, tetapi ia masih sangat hafal jalan menuju rumahnya
“semoga kamu masih tinggal di sini” batin Nias, ia menekan bell rumah Dicky
Krekkk
Pintu itu di buka oleh wanita paruh baya, sepertinya pembantu Dicky
“cari siapa ya non?” Tanya pembantu itu
“saya mau cari dicky bi, apa benar ini rumah dicky?” ucap Nias
“iya non, ini memang benar rumah den Dicky, tapi Den Dickynya sedang tidak ada di rumah” tutur pembantu itu
“kemana ya bi?” Tanya Nias
“saya kurang tau non” kata pembantu itu
“oh ya udah deh bi, makasih” ucap Nias sambil tersenyum
Pembantu itu hanya mengangguk dan membalas senyuman Nias
“kamu kemana sih Dicky?” gumam Nias. ia masih berada di depan rumah dicky
Ia Nampak berfikir..
“bukit..” seru Nias
Dengan segera ia mengendarai mobilnya menuju bukit favorit Nias dan tempat ia berpisah dengan Dicky
Tak butuh waktu lama, Nias pun sudah sampai di bukit itu.
Ia melangkah menuju bukit dengan perasaan senang, gelisah, deg-deg’an, campur aduk
Ia telah sampai di tempat terakhir ia berpisah dengan Dicky.
Nias mendapati seseorang laki-laki sedang menikmati pemandangan itu
Perlahan tapi pasti Nias menghampiri laki-laki itu, jantung Nias berdetak sangat cepat
“Di… Dicky” panggil Nias ragu-ragu, karena ia berada di belakang laki-laki itu dan tak dapat melihat wajahnya
Laki-laki itu membalikan badannya
“Nias..” ucap laki-laki itu ternyata memang dicky, Dicky tersenyum sumringah
“kamu kembali” sambung Dicky sambil memegang bahu Nias
Nias hanya mengangguk lalu tersenyum
Spontan Dicky langsung memeluk Nias, Nias pun mencoba membalas pelukan Dicky
Satu kata yang Nias rasakan.. nyaman
Mereka sepertinya sedang melepas Rindu
“aku datang untuk menepati janji ku dicky, aku kembali untuk mu” ucap Nias, masih dalam pelukan Dicky
Dicky pun melepas pelukannya
“dan membalas perasaan ku?” Tanya Dicky
“tentu..” ucap Nias pasti
“makasih Nias..” ucap Dicky sambil mengusap kedua pipi Nias
“aku juga ucapkan terima kasih pada mu yang mau menunggu ku, aku harap kau tak menghianati ku” ucap Nias
“mana mungkin aku menghianati mu.. menyakiti mu sama saja dengan aku menyakiti hati ku sendiri” ucap Dicky
Nias tersenyum mendengar perkataan Dicky
Cinta..
Bila pergi, pasti akan kembali
Bila rindu, pasti akan bertemu
Bila jodoh, pasti akan bersatu
Bila tersakiti, pasti akan terobati
Aku pergi, dan kini aku kembali
Aku rindu, dan kini kita bertemu
Ini jodoh, aku dan kamu pun bersatu
Aku tersakiti, dan kamu yang mampu mengobati
Cinta ku adalah kamu..
Hanya kamu alasan ku bertahan di saat ku terjatuh
Aku benar-benar percaya akan takdir dan keajaiban
Takdir ku bersama mu, keajaibanku bahagia karena mu
(Dicky)
Pagi ini Nias sedang lari pagi dengan Dicky di komplek rumah Nias.
Sepanjang perjalanan canda tawa terus menghiasi kebersamaan mereka. Dicky terus menggenggam tangan kanan Nias.. sangat romantis
“ih Dicky.. tangan aku jangan Dipegangin terus dong.. aku gak bakalan hilang kok” ucap Nias sambil berhenti
“hehe biar gak kabur ke hati cowok lain” Ucap Dicky
“haha .. jadi kamu ragu sama cinta aku” Nias
“gak gitu juga sih.. oiya kamu gak haus?” ucap Dicky mengalihkan pembicaraan
“haus lah, beli minum yuk di situ” ucap Nias sambil menunjuk tempat penjual minuman
“yuk” Dicky. Mereka pun menuju tempat itu
“kamu beli apa?” Tanya Dicky
“beli teh botol aja deh” ucap Nias
“ya udah”
“pak.. teh botolnya dua” ucap Dicky
“ini mas” ucap penjual itu sambil memberikan dua teh botol
“makasih pak.. ini uangnya” balas dicky menerima the botol itu dan memberikan uangnya
Nias sedang mengedarkan pandangannya di tempat itu
“Diny.. Rangga.. Vina” lirih Nias
“Nias..” ucap Dicky
Tetapi Nias tak bergeming. Dicky mengikuti pandangan Nias..
“kita pulang yuk” ajak Dicky, ia takut Nias merasakan sesak saat melihat mereka
Nias tersenyum, “kenapa harus pulang? Aku mau temui mereka” ucap Nias
“maksud kamu?” Tanya Dicky, ia bingung dengan sikap kekasihnya itu
Nias langsung menarik tangan Dicky..
“mm.. hey” sapa Nias
“Nias..” kaget mereka
“Nias.. aku kangen kamu, kamu kemana aja? Kamu menghilang dari kehidupan aku” ucap Diny dan memeluk Nias
“maaf..” lirih Diny di sela-sela pelukannya
“maaf untuk apa?” Tanya Nias setelah melepas pelukannya
“maaf atas semua kesalahan aku selama ini” tutur Diny
“aku udah memaafkan kamu Din, dan kalian” ucap Nias
“makasih.. bagaimana persahabatan kita?” Tanya Diny
“kamu maunya bagaimana?” Tanya Nias balik
“aku mau persahabatan kita seperti dulu lagi” kata Diny
“aku pun ingin seperti itu” balas Nias sambil tersenyum
“Nias.. maafkan aku, bukan maksud aku merebut mereka dari mu. tapi…” Vina
“lupakan masalah itu, aku sudah tidak mempermasalahkannya. Lagi pula aku sudah menerima kenyataan ini” potong Nias
“makasih” Vina memeluk Nias
“sama-sama” balas Nias
Nias pun melepas pelukannya
“kenapa kau hanya diam ngga..” Tanya Nias
“mm.. aku.. aku merasa sangat bersalah dengan mu Nias” ucap Rangga
“sudah ku bilang, aku sudah memaafkan kamu.. kita bisa bersama-sama lagi, tetapi hanya sebatas sahabat.. kita mulai kehidupan baru tidak hanya bertiga..”
“tetapi berlima” sambung Nias sambil menatap Dicky
“Dicky.. bukan kah kau musuh Nias?” Tanya Diny bingung
“itu kan dulu.. sekarang gue sudah menjadi kekasihnya” ucap Dicky sambil menggenggam tangan Kanan Nias
“jadi kalian…” ucap Diny, Rangga dan Vina
Nias dan Dicky hanya menggangguk tanda mengiyakan
Mereka pun berlarut pada canda tawa mereka
Aku bahagia..
Aku dapat bersama sahabat ku lagi
Kini sahabat ku bukan hanya Diny
Tetapi Vina, Rangga dan Dicky yang sekaligus menjadi kekasih ku
Terima kasih Tuhan..
Kau membuat ku merasakan indahnya kasih sayang
Aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung saat ini
Terima kasih Dicky..
Kau yang membuat ku terbangun dari keterpurukan
End

Senin, 26 Mei 2014

BATUK



BATUK
Pengertian batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Akut dan Kronis
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.
Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Pertussis dapat dicegah dengan imunisasi DPT.
 Batuk merupakan penyakit yang umum diderita oleh semua orang di belahan dunia mana pun. Seperti sakit kepala atau sakit perut, setiap orang pasti pernah mengalami batuk.

Batuk sendiri ada beberapa jenis yang bisa dibedakan dari penyebabnya. Diantaranya ada batuk kering, batuk berdahak, batuk bronchitis, batuk asma dan batuk pertusis atau lebih dikenal dengan nama batuk rejan.

Batuk terjadi karena adanya benda asing atau sesuatu yang merangsang selaput lendir di tenggorokan atau cabang batang tenggorokan. Biasanya disertai dengan rasa gatal. Benda asing tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui batuk. Benda asing itu bisa berupa debu, alergi atau kuman.

Di zaman moderen seperti sekarang ini, banyak sekali obat batuk tersedia di pasaran. Mulai dari yang berbahan kimia, maupun yang berasal dari ekstrak herbal. Nah, kali ini saya akan mengajak Anda membuat ramuan tradisional untuk mengobati batuk. Tentunya dengan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan di sekitar Anda.
Obat Batuk Tradisional
Di sekitar kita, ternyata banyak sekali bahan-bahan yang bisa digunakan untuk mengobati batuk. Diantaranya jahe, jeruk nipis, kapulaga, kayu putih, dll.

Asam Jawa dan Gula Merah

Bahan: 10 gram daging buah asam jawa, gula merah secukupnya, dan air panas sebanyak satu gelas.
Cara pengobatan: Daging buah asam jawa diseduh dengan segelas air panas, kemudian ditambahkan gula merah secukupnya. Minum ramuan tersebut sewaktu masih hangat.

Cabe Jawa dan Madu

Bahan: 6 gram buah cabe jawa kering, madu secukupnya.
Cara pengobatan: Cabe jawa kering ditumbuk hingga halus, kemudian diminum bersama dengan satu sendok makan madu satu kali sehari. Lakukan pengobatan ini secara rutin sampai batuk sembuh.

Ramuan Jeruk Nipis

Bahan: 1 buah jeruk nipis, kapur sirih secukupnya dan gula batu juga secukupnya.
Cara pengobatan: Buah jeruk nipis dibelah menjadi dua bagian. Bagian yang terbelah dibalur dengan kapur sirih, lalu diamkan beberapa saat. Setelah itu, kulit luar dibakar sampai berbuih. Air jeruk diperas, lalu tambahkan gula batu. Setelah tercampur rata, air perasan tersebut lalu diminum.

Buah Kapulaga

Buah kapulaga atau disebut kapol, ternyata juga berkhasiat untuk mengobati batuk. Caranya, ambil 5 butir buah kapulaga dan satu gelas air bersih. Buah kapulaga dicuci bersih, kemudian direbus dengan satu gelas air hingga mendidih. Minum air rebusan kapulaga tersebut selagi masih hangat.

Daun Kayu Putih

Tanaman kayu putih biasanya diambil minyaknya untuk digunakan sebagai minyak telo yang sifatnya menghangatkan. Namun ternyata daun kayu putih juga bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit batuk. Caranya, rebus 10-15 gram daun kayu putih dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Kemudian airnya diminum sekaligus selagi masih hangat.
Cara Mengobati Batuk Kering

Batuk kering adalah batuk yang terjadi  tanpa disertai dahak atau riak dan tanpa sekresi pada saluran napas. Akibatnya, terjadi iritasi pada saluran tenggorokan dan timbul rasa sakit.

Umbi Bidara Upas

Bidara upas merupakan nama salah satu jenis umbi-umbian. Selain enak dimakan, seperti singkong rebus ternyata ubi yang satu ini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Salah satunya batuk. Caranya ambil umbi bidara upas sebanyak satu jari saja. Kemudian dipotong-potong tipis, lalu dikunyah dan telan airnya. Sementara ampasnya dibuang.

Jahe Merah

Sudah sejak lama jahe dikenal sebagai rempah berkhasiat mengobati penyakit, termasuk batuk kering. Caranya seperti umbi bidara upas, yaitu dengan dikunyah kemudian airnya ditelan semnatar ampasnya dibuang.
Cara Mengobati Batuk Berdahak

Batuk berdahak disebabkan oleh adanya peradangan pada lapisan lendir saluran pernapasan. Ada batuk berdahak akut karena infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus, misalnya tubercolosa, influenza, dan campak. Berikut ini ramuan tradisional untuk menyembuhkannya:

Bahan: Air jahe 2 sendok makan, Air kunyit 2 sendok makan, Perasan air satu buah jeruk nipis, Madu asli satu 1 sendok makan.
Cara pengobatan: Parut jahe dan kunyit lalu campurkan dengan sedikit air dan saring untuk menghasilkan air jahe atau kunyit. Peras 1 buah jeruk nipis dan saring ke dalam gelas, lalu campurkan 2 sendok makan air jahe dan kunyit, serta 1 sendok madu asli. Minum ramuan tersebut setiap hari.
 

Blogger news

Blogroll

About